Memakai Bahan Pemutih Gigi, Bahaya Nggak Sih?
Gigi tak putih, biasanya membuat kita merasa gelisah. Gigi tak putih, bagi sebagian orang, dianggap menganggu penampilannya. Kita sering merasa tidak PD jika harus tampil dan berbicara di depan umum, karena memiliki deretan gigi yang jauh dari cemerlang laksana butiran mutiara laut selatan. Seringkali terjadi, gigi kuning bukan karena malas gosok gigi. Banyak di antara kita yang justru sangat rajin membersihkan gigi. Pagi, siang, sore, bahkan lebih. Namun nyatanya, gigi tetap terlihat agak kuning.
Sebenarnya, kita tak perlu merasa sedih berlebihan. Gigi kuning, atau tidak terlalu putih, bukanlah kiamat. Gigi kekuningan juga belum tentu tak sehat. Ada beberapa sebab mengapa gigi sebagian orang tidak seputih yang lainnya. Ada faktor alamiah, karena genetis, namun ada juga faktor lainnya, yang sebenarnya bisa diantisipasi.
Sebagaimana dilansir oleh webmd.com (17/1/2017), penyebab gigi berwarna kuning bisa disebabkan karena berbagai faktor, yaitu makanan dan minuman, tembakau, kebersihan gigi yang buruk, atau juga sedang mengalami proses pengobatan, seperti kemoterapi. Namun, gigi kuning juga bisa disebabkan karena pemakaian antiobiotik sewaktu anak-anak (di bawah usia 8 tahun), kondisi lingkungan, dan juga faktor genetis.
Perlukah memakai pemutih untuk membuat gigi menjadi putih? Jika sebab menguningnya karena faktor eksternal seperti makanan, tembakau atau kebersihan yang kurang, mungkin bisa. Namun, jika penyebabnya adalah faktor intrinstik, seperti genetis, tentu sangat sulit, atau bisa dikatakan tidak mungkin.
Melakukan pemutihan gigi sebaiknya menggunakan bahan-bahan alami. Stroberi, tomat, nanas, kulit pisang dan sebagainya, adalah bahan-bahan yang bisa digunakan untuk memutihkan gigi secara alami.
Saat ini, banyak dijual bahan-bahan pemutih gigi yang bisa dilakukan untuk memutihkan gigi secara instan. Ternyata, hal itu justru berbahaya untuk kesehatan gigi kita. Menurut penelitian Riani dkk (2015) dari Fakultas Kedoteran Universitas Andalas, sebagaimana dipublikasikan di jurnal.fk.unand.ac.id (Vol. 4/No. 2/2015) , pemakaian zat pemutih gigi ternyata menyebabkan demineralisasi yang membuat kadar kekerasan permukaan email gigi menurun.
Salah satu fungsi gigi tentu sangat dipengaruhi oleh kekerasan gigi. Jika gigi kita rapuh, tidak saja gigi tidak berfungsi dengan baik, tetapi juga menyebabkan perasaan sakit. Dilansir dari Tempo.co (24/6/2016), pemutih gigi mengandung peroksida hidrogen dan peroksida karbamid. Ternyata kedua zat inilah yang menyebabkan gigi menjadi sensitif dan timbul iritasi pada gusi. Karena merupakan jaringan yang lunak, gusi bisa bengkak dan berdarah.
Bagaimana jika kita mengalami permasalahan seperti dicontohkan di atas? Sebaiknya, jangan langsung termakan iklan bombastis, namun datanglah ke dokter gigi dan berkonsultasi. Jika memang gigi kekuningan disebabkan karena faktor genetis, Anda tak perlu minder. Yang penting, Anda tetap menjaga kebersihan gigi, sehingga gigi kuat dan tidak jadi sarang penyakit. [US].
Posting Komentar untuk "Memakai Bahan Pemutih Gigi, Bahaya Nggak Sih?"