Inilah Rahasia Jepang Bangkit Dari Keterpurukan
Jepang (foto: Pexel) |
Suasana masih mencekam. Bau mesiu terasa tajam menusuk hidung. Puing-puing berserakan. Kehancuran di mana-mana. Saat itu, pasukan Amerika Serikat baru saja menjatuhkan “Little Boy”, julukan bom atom yang dijatuhkan oleh pesawat pembom B-29 “Enola Gay” (dipimpin oleh Kol. Paul W. Tibbetts) di Hiroshima, 6 Agustus 1945; dan “Fat Man”, julukan untuk bom atom yang dijatuhkan di Nagasaki, 9 Agustus 1945.
Hiroshima dan Nagasaki, dua kota terpenting si Jepang pun luluh lantak. Ratusan ribu orang meninggal, dan Jepang pun menyerah tanpa syarat pada 15 Agustus 1945. Ekonomi Jepang lumpuh, keadaan sosial-politik karut-marut, dan sebagai sebuah negeri, ibarat manusia yang tengah meregang nyawa, dalam keadaan rigor mortis alias sekarat.
Di istananya, Sang Kaisar termenung di singgasananya. Beliau menyimak laporan bawahannya dengan seksama. Setelah semua laporan tersampaikan, para menteri dan jenderal pun menunggu instruksi Kaisar Hirohito. Mereka ingin tahu, apa rencana yang akan dilakukan oleh orang nomor satu di negeri Matahari Terbit itu.
“Berapa jumlah guru yang masih kita miliki?” tiba-tiba terdengar pertanyaan yang tak diduga oleh siapapun. Di tengah kehancuran mahadasyat yang menimpa Jepang, ternyata perintah kaisar adalah mengumpulkan guru yang masih hidup. Saat itu, guru yang masih tersisa di Jepang sejumlah 45.000. Oleh Kaisar, guru diperintahkan untuk melakukan revolusi pendidikan dalam rangka menjadikan Jepang segera bangkit dan mengejar ketertinggalan.
Kaisar Hirohito tahu persis, bahwa pendidikan sangatlah penting dan menjadi pondasi utama kebangkitan sebuah bangsa. Dan karena kesadaran yang kuat akan pentingnya pendidikan itu, Jepang pun mampu bangkit dalam waktu yang sangat cepat. Hanya butuh waktu tak sampai lima tahun, karena pada tahun 1950-an, ekonomi Jepang meningkat pesat dan akhirnya menjadi salah satu dari negara termaju di dunia.
“The dream begins with a teacher who believes in you, who tugs and pushes and leads you to the next plateau, sometimes poking you with a sharp stick called ‘truth’,” begitu kata Daniel Irvin ‘Dan’ Rather, seorang wartawan senior. Ya, mimpi berawal dari seorang guru yang mempercayaimu, yang menarik, mendorong, membawamu ke dataran tinggi, kadang dia menusukmu dengan tombak tajam bernama, “Kebenaran.”
Sayang, tak semua orang memahami posisi guru. Sungguh disayangkan, ketika seorang pemimpin daerah di negeri ini beberapa hari yang lalu seperti terkesan meremehkan profesi seorang guru. Mungkin, dia memang harus belajar dari Kaisar Hirohito.
Ditulis oleh Afifah Afra.
Posting Komentar untuk "Inilah Rahasia Jepang Bangkit Dari Keterpurukan"