Hubungan Intim Saat Hamil Tua, Bahayakah?
Hubungan intim saat istri hamil tua? Apakah tema artikel ini tidak salah? Bagaimana mungkin berhubungan intim ketika kondisi pasangan sedang hamil besar? Tidakkah itu berbahaya?
Mungkin sebagian pembaca akan berkomentar semacam
itu. Kebanyakan dari kita memang merasa bahwa hamil tua adalah suatu kondisi
yang sangat rentan terhadap bahaya, sehingga ide berhubungan intim mungkin
terdengar aneh. Padahal, percayalah, melakukan hal tersebut tidak selalu berbahaya, bahkan dengan syarat dan ketentuan berlaku, justru sebenarnya
dianjurkan secara medis.
Mengapa demikian? Sebab, hubungan intim antara
suami dan istri yang sedang hamil tua ternyata merupakan mekanisme induksi
persalinan yang berlangsung secara alami. Dilansir dari webmd.com (1/2/2005), hubungan intim
yang sukses, maksudnya mampu mengantarkan istri sampai orgasmus, memiliki dua efek sekaligus yang sangat baik untuk membantu
persalinan. Dua efek tersebut adalah diproduksinya semen atau cairan mani dari laki-laki yang mengandung hormon prostaglandin, dan orgasme pada wanita akan melepaskan oksitosin yang
menyebabkan kontraksi uterus.
Silakan dicatat dua kata kunci tersebut: prostaglandin dari semen suami, dan oksitosin dari tubuh istri.
Dikutip dari ncbi.nlm.nih.gov (19/7/2014) ada
2 hormon yang berperan penting dalam proses persalinan, yaitu kedua hormon tersebut: prostaglandin dan
oksitosin. Prostaglandin akan mematangkan leher rahim sehingga mudah dilalui
bayi, dan oksitosin memicu kontraksi uterus. Kombinasi dua hormon ini akan
membuat persalinan berjalan dengan lebih mudah dan lancar.
Perlu Anda ketahui, saat ibu kesulitan bersalin secara normal,
seringkali dokter memberikan induksi berupa pemberian obat yang bisa membantu proses kelahiran. Menurut researchgate.net
(17/1/2018) ada 2 pilihan obat pemacu kontraksi, yaitu misoprostol dan pitocin.
Misoprostol sebenarnya merupakan obat yang berperan sebagai prostaglandin,
sedangkan pitocin adalah versi sintetis dari hormon oksitosin.
Nah, tanpa harus repot-repot, suami istri bisa
melakukan proses induksi alamiah dengan cara yang unik: yakni hubungan intim.
Namun, tentu ada syaratnya agar hubungan bisa
efektif. Pertama, cairan sperma suami harus berkualitas dan cukup secara
kuantitas. Kedua, istri harus sampai orgasmus, agar bisa memicu disekresikannya
hormon oksitosin yang memicu kontraksi. Rangsangan saat berhubungan intim,
khususnya di daerah mammae akan memudahkan tubuh mengeluarkan hormon oksitosin.
Syarat ketiga, kehamilan istri adalah
kehamilan yang normal, alias tidak mengalami komplikasi. Adapun jika kehamilan
isri berisiko tinggi, seperti ada riwayat keguguran dan perdarahan, ketuban
pecah dini, placenta previa, dan sebagainya, sebaiknya jangan lakukan hubungan
intim.
Posting Komentar untuk "Hubungan Intim Saat Hamil Tua, Bahayakah?"