Ssst, Ini Rahasia Pernikahan Agar Awet Hingga Usia Senja
Kita sering melihat gambar atau foto tentang kakek dan nenek yang tetap berdua meskipun sudah sama-sama menua. Bukan sekadar gambar, kejadian seperti itu banyak juga kok di alam nyata. Di sekitar saya, hidup beberapa kerabat yang memiliki pernikahan harmonis. Kakek dan nenek saya misalnya, 60 tahun mereka hidup bersama dalam suka duka, dan hanya dipisahkan oleh maut. Mertua saya pun begitu. Lebih dari 40 tahun mereka merenda kebersamaan, nyaris tanpa konflik yang berarti. Juga kedua orang tua saya, dengan dinamika kehidupan yang dilewati, panas-dingin, manis-pahit, dan asam-asin perjalanan waktu, ternyata kesetiaan berhasil dipertahankan, kecuali oleh kematian.
Kisah itu begitu manis, terlebihdi saat angka perceraian di Indonesia saat ini melonjak tajam. Sebagaimana dilansir dari bps.go.id (diunduh 12/2/2018), angka perceraian di Indonesia para tahun 2015 sebanyak 347.256, naik dari tahun 2014 yang sebanyak 344.237. Sementara, angka rujuk turun dari 63 kasus (2014) menjadi hanya 6 kasus (2015). Jadi, dari angka perceraian yang sangat tinggi itu, hanya segelintir pasangan yang memilih untuk kembali alias rujuk.
Mengapa ada pasangan yang bisa menjaga keutuhan rumah tangga dengan sedemikian harmonisnya? Rahasianya adalah karena mereka rajin merawat cinta. Cinta memang seumpama benih. Agar tumbuh subur, benih harus disiram, diberi pupuk dan nutrisi lainnya. Ketika membesar, kadang hama tanaman datang menyerang, sehingga harus diobati dengan pestisida.
Ada sebuah teori yang sangat terkenal tentang cinta, yang dicetuskan oleh Robert Stenberg, seorang psikolog asal Amerika Serikat, yaitu teori segitiga cinta (the triangular theory of love). Sebagaimana dilansir dari robertjstenberg.com (diunduh 1/12/2017), bangunan cinta itu terdiri dari 3 pilar penting, yaitu gairah fisik (passion), keakraban (intimacy), dan komitmen atau tanggungjawab (commitment).
Bangunan cinta yang sempurna, harus memadukan 3 hal itu dengan porsi yang sama, sehingga membentuk segitiga sama kaki. Meski begitu, secara alamiah, di awal-awal usia pernikahan, sudut passion (gairan) biasanya lebih tinggi. Wajar, namanya juga pengantin baru. Sementara, menjelang usia senja, passion berkurang, tetapi intimacy (keakraban) semakin kuat. Ternyata, itulah rahasia kesuksesan para pasangan yang berhasil menjalani kehidupan rumah tangga.
Pertama, passion. Dalam berumah tangga, jangan pernah mengabaikan, bahwa ada kebutuhan-kebutuhan biologis yang harus dipenuhi. Baik suami maupun istri, harus meluangkan waktu untuk menjalankan ritual khas suami istri ini, sesibuk apapun. Tak hanya sekadar menggugurkan kewajiban, tetapi harus berkualitas dan memberi kesan.
Kedua, intimacy. Interaksi suami dan istri sebaiknya juga melingkupi hal yang satu ini. Hang out berdua, saling curhat, berbagi beban, melakukan perjalanan bersama, piknik, bercanda dan berbagai kegiatan yang biasa kita lakukan dengan sahabat, sebaiknya juga kita kerjakan bersama suami. Dengan demikian, pasangan kita juga merupakan sahabat terbaik yang kita miliki.
Ketiga, commitment. Setelah kita menikah, ada hak dan kewajiban sekaligus yang melekat pada diri kita. Jangan hanya menuntut hak, tetapi tunaikanlah kewajiban. Jika Anda suami, Anda berkewajiban menafkahi istri, maka bekerja keraslah. Jika Anda istri, Anda berkewajiban mengelola rumah tangga dengan baik serta melayani suami. Karena agama menunjuk suami sebagai pemimpin, istri harus taat kepada suami, namun bukan berarti suami bisa bersikap sewenang-wenang terhadap istri.
Jika tiga hal tersebut diracik dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, maka rumah tangga kita akan terus awet langgeng hingga maut memisahkan, dan bertemu lagi di nirwana kelak.
Posting Komentar untuk "Ssst, Ini Rahasia Pernikahan Agar Awet Hingga Usia Senja"