Kuliner Khas Gunung Kidul Ini Benar-Benar Ekstrim, Berani Coba?
Foto: Tribun News |
Setelah satu malam camping di Pantai Siung yang indah dan berpasir putih, dalam perjalanan pulang, kami—saya, suami dan anak-anak memutuskan untuk mampir ke rumah salah seorang sahabat, yang kami panggil ‘Tante Nur’, untuk menerima salah satu “tantangan” darinya. Anda tahu apa tantangannya? Ya, menikmati kuliner khas Gunung Kidul yang sangat ekstrim alias antimainstream. Walang alias belalang goreng!
“Nggak mau!” teriak anak-anak saat saya mencoba memberi tahu tantangan tersebut. Wajah mereka spontan terlihat jijik dan ngeri. “Belalang digoreng?”
“Enak, lagi... belalang itu mengandung banyak protein,” ujar suami saya, sambil tertawa.
“Memangnya halal, Abi?” tanya anak saya.
“Belalang itu halal.”
“Tapi kan, menjijikan?”
“Kalau kalian berhasil menyantapnya, Tante Nur akan memberi kalian hadiah es krim.”
Mendengar kata es krim, anak-anak sempat terlihat tertarik. Tetapi, tetap saja perkataan “walang goreng” itu tak mampu membangkitkan semangat mereka.
Belalang Goreng |
Kuliner khas kabupaten di tenggara kota Yogyakarta yang dikenal dengan puluhan pantai indahnya itu memang lumayan ekstrim. Belalang goreng diolah dari jenis belalang yang tinggal di semak-semak sekitar kayu jati, flora yang keberadaannya sangat dominan di Gunung Kidul. Masyarakat menangkap belalang itu, kemudian menggorengnya. Olahan belalang goreng ini cukup awet sampai sekitar 3-4 minggu. Di sepanjang perjalanan dari jalur pantai Siung menuju Semanu, rumah Tante Nur, kami melihat banyak walang goreng dijual di tepi jalan.
Suatu hari, ketika menyampaikan maksud ingin camping di Pantai Siung, kami mengontak Tante Nur, dan beliau mengundang kami sekeluarga ke rumahnya yang memang tak seberapa jauh dari Pantai Siung. Itulah asal muasal tantangan tersebut.
Anak-anak semakin ribut ketika akhirnya mobil kami memasuki pelataran rumah Tante Nur yang sangat luas. Perempuan yang usianya sebaya suami itu menyambut kami dengan ramah.
“Sudah siap menerima tantangan?”
Anak-anak menjerit.
“Lho, belalang goreng itu enak, gurih dan bergizi tinggi. Nih!” tante Nur menyodorkan satu toples berisi belalang goreng. “Ayo dicoba, dan ini hadiahnya!” Beberapa bungkus es krim tampak sangat menggoda iman anak-anak.
Anis, si sulung ragu-ragu mengambil sepotong, lalu memasukkan ke mulut. Ekspresinya aneh.
“Gimana? Gimana?” tanya Rama, adiknya.
“Hmmm... hmmm...,” Anis memejamkan mata. Tiba-tiba dia berteriak, “Enaaak!”
Rama penasaran, dia mencoba sepotong, dan ternyata, “Enaaak.”
Mereka pun asyik memasukkan satu demi satu belalang goreng ke mulutnya. Rasa jijik dan ngeri yang sempat dibayangkan, hilang seketika, apalagi setelah kemudian mereka mencicipi es krim hadiah dari Tante Nur.
Ketika saya mencoba mencari informasi di internet, ternyata walang goreng memang telah menjadi salah satu kuliner khas Gunung Kidul yang banyak digemari masyarakat. Bahkan, website belalanggoreng.com (retrieved 9/5/2017), menawarkan pembelian belalang goreng dengan tiga varian rasa, yaitu pedas, gurih dan bacem. Harga satu toples termasuk murah, yaitu Rp 37.000/toples.
Menurut Profesor Ahmad Sulaiman, sebagaimana dikutip dari Kompas.com (06/11/2012), belalang merupakan hewan yang memiliki beragam jenis kandungan nutrisi penting seperti, protein, vitamin, asam lemak esensial dan mineral. Jadi, belalang adalah salah satu jenis makanan yang sangat layak dikonsumsi.
Minat mencoba? Tapi saya nggak menyediakan hadiah es krim, ya?
Penulis: Yeni Mulati.
Posting Komentar untuk "Kuliner Khas Gunung Kidul Ini Benar-Benar Ekstrim, Berani Coba?"