Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Anak-Anak Raja yang Rela Menikah dengan Orang Biasa

Pernahkah Sobat melihat pernikahan anak-anak raja dengan orang biasa? Seperti apa ya kehidupan mereka? Apakah aneh?

Lazimnya, orang kaya akan cenderung memilih seseorang yang sama-sama kaya sebagai pasangan hidupnya. Demikian pula putra-putri dari kalangan ningrat atau keluarga kerajaan. Mereka akan memilih jodoh berdasarkan kelas sosial yang sama. 


Dalam bahasa Jawa pertimbangan tersebut di atas dikenal istilah bibit, bebet dan bobot. Apa artinya?  bibit artinya keturunan alias silsilah. Bebet adalah status ekonomi, dan bobot adalah kualitas lahir batin seseorang. Dalam tradisi Jawa, keturunan, status ekonomi dan kualitas diri adalah pertimbangan utama seseorang dinikahi. Di tradisi suku atau negara lain pun sepertinya tidak jauh berbeda.

Jika keturunan merupakan salah satu pertimbangan utama, kita menjadi maklum, jika anak-anak para raja tentu akan memilih menikah dengan yang setara. Akan tetapi, beberapa putri dan pangeran dari kerajaan ternama di dunia ini, ternyata justru memutuskan untuk menikah dengan orang biasa. Apa alasannya? Yuk, kita simak.

Putri Mako, Cucu Kaisar Akihito

Menjelang akhir tahun kemarin, kabar mengejutkan datang dari Jepang, sebuah negara supermaju yang masih menganut sistem kekaisaran.  Sebagaimana dilansir dari www.dailymail.co.uk (4/9/2017), salah seorang cucu Kaisar Akihito, Putri Mako, bertunangan dengan seorang lelaki bernama Kei Komuro. Sebenarnya, Kei merupakan sosok lelaki tampan yang juga berpendidikan. Namun, secara kasta, Kei merupakan orang yang berasal dari kalangan rakyat jelata.

Alasan dari Putri Mako sungguh mengagetkan. Ternyata, menurut berita dari daymail.co.uk, dia memang memiliki cita-cita untuk menikah dengan orang biasa dan menanggalkan gelar kebangsawanannya. 

Namun, baru-baru ini, sebagaimana dikutip dari www.theguardian.com (7/2/2018), Putri Mako menunda pernikahannya dengan sosok yang pernah mendapat gelar "Prince of the Sea" tersebut. Tetapi, jangan khawatir, penundaannya bukan terkait dengan masalah bahwa calon suaminya adalah orang biasa. Namun, karena ingin persiapan yang lebih matang. Semoga pernikahan mereka benar-benar terselenggara dan mereka bahagia, ya?

Pangeran Charles dan Putri Diana

Kisah pernikahan Pangeran Charles, putra dari Ratu Elizabeth di UK dengan Puteri Diana sudah berlangsung sangat lama, yakni 1981. Meski pernikahan mereka berakhir karena perceraian pada tahun 1996, dan Lady Diana sudah meninggal karena kecelakaan pada tahun 1997, kisah cinta mereka merupakan salah satu legenda yang sulit dilupakan. 

Meskipun berasal dari keluarga bangsawan, namun kebangsawanan keluarga Spencer, ayah Diana, hanyalah bangsawan kecil. Sebagaimana dilansir dari www.tribunnews.com (14/2/2018), Diana sebelum menjadi istri Pangeran Charles adalah seorang guru TK. 

Mengapa Charles mau menikahi Diana? Menurut situs liputan6.com (12/8/2016), ternyata Charles merasa mendapat tekanan dari ayahnya, Pangeran Philip, yang menginginkan Charles menikah dengan seorang gadis yang lembut dan baik hati. Sementara, Charles sendiri hatinya telah tertambat kepada seorang perempuan bernaman Camilla Parker Bowles, yang kemudian hari ternyata menjadi sebab runtuhnya bahtera rumah tangga Charles-Diana.

Putri Masako dan Pangeran Naruhito

Pangeran Naruhito adalah putra mahkota Kekaisaran Jepang, alias calon kaisar negara tersebut. Pada 9 Juni 1993, sebagaimana dilansir dari www.nytimes.com (9/6/1993), Naruhito yang saat itu berusia 33 tahun, menikahi Masako Owada yang 4 tahun lebih muda. Meski berpendidikan tinggi dan pernah berkarir sebagai diplomat, Masako juga berasal dari kalangan rakyat biasa.

Apa alasan Naruhito menikah dengan Masako? Tentu karena cinta. Masako pun merasa mendapatkan kehormatan besar. Namun, ternyata Putri Masako mengalami kesulitan beradaptasi dengan lingkungan keluarga kekaisaran.  Dilansir dari reuters.com (10/8/2016), Puteri Masako sempat merasa depresi dan tidak bahagia dengan statusnya sebagai istri dari putra mahkota.

Mungkin ini menjadi satu pelajaran penting, bahwa bagi orang biasa, menikah dengan orang berstatus sosial tinggi, memang harus siap dengan segala konsekuensi yang menyertai. Bisa jadi, semua mata akan tertuju kepadanya. Bagi yang belum terbiasa, bisa jadi akan terkejut dan merasa mengalami tekanan yang berat dalam hidupnya. 

Penulis: Afifah Afra.


Posting Komentar untuk "Kisah Anak-Anak Raja yang Rela Menikah dengan Orang Biasa "

banner