Kurma Hidangan Terbaik Untuk Berbuka Puasa, Benarkah?
Bagaimana kabar puasa Sobat KS? Masih segar bugar dan bersemangat, bukan? Tentu, kami yakin. Berpuasa, asal menggunakan metode yang benar, sebenarnya justru membuat badan kita makin sehat, aktivitas makin bersemangat dan jiwa makin penuh makna. Salah satu cara agar puasa kita sukses, adalah dengan mengasup makanan yang tepat, termasuk saat berbuka puasa.
Godaan untuk memakan apapun yang terasa lezat dan nikmat, sering sekali melambai-lambai di depan mata. Awas, jangan asal makan! Mari kita berbuka puasa dengan makanan yang sehat dan sesuai sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam.
Kurma adalah makanan yang paling dianjurkan untuk buka puasa. Rasulullah sering menggunakan kurma sebagai makanan untuk buka puasa. Urutannya, ruthab (kurma basah), jika tidak ada bisa tamr (kurma kering), jika tak ada, bisa menggunakan air putih. Hal ini didasarkan pada sebuah hadist berikut ini.
Rasulullah ﷺ bersabda: “Dari Anas bin Malik, ia berkata : Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum shalat dengan ruthab (kurma basah), jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr, beliau meminum seteguk air" (HR Abu Dawud, Ad-Daruqutni dan Al-Hakim)
Kurma (Phoenix dactylifera), banyak tumbuh di daerah timur tengah, termasuk Jazirah Arab. Saat ini, Mesir, Arab Saudi, Aljazair dan Iran adalah produsen kurma terbesar di dunia.
Saat masih berada di pohon, kurma berwarna kuning atau merah. Di dekat Masjid Quba, Madinah, banyakt terdapat kebun kurma dengan tandan yang sarat dengan buah-buahan ini. Kurma segar rasanya manis agak sepat dan segar. Inilah yang disebut dengan ruthab atau kurma basah. Namun setelah dipetik, lama-lama kurma akan berwarna cokelat dan mengering (disebut tamr) seperti yang sering kita lihat di Indonesia.
Ada beberapa alasan mengapa kurma disebut Nabi Muhammad SAW sebagai makanan terbaik untuk berbuka puasa.
Pertama, mengasup kurma bisa dengan cepat mengembalikan energi, karena kurma kaya akan gula alami (glukosa dan fruktosa). Gula alami jauh lebih aman dan sehat untuk dikonsumsi, karena berbentuk monosakarida yang mudah dicerna dan diserap oleh tubuh. Sementara, gula sukrosa, seperti gula pasir, bentuknya disakarida yang lebih rumit dan harus dipecah terlebih dahulu menjadi monosakarida agar bisa diserap tubuh.
Jadi, meski sama-sama manis, segelas teh manis tentu berbeda dengan beberapa butir kurma. Kalori yang terkandung pada 100 gram buah kurma, menurut USDA hanya 281,5 kkal. Jadi, sebutir kurma yang beratnya paling hanya 8 gram, hanya mengandung 23 kkal. Ketika kita makan 3 butir kurma, kalori yang kita asup hanya 69 kkal. Sementara pada segelas teh manis ukuran 200 ml, terdapat kalori sebanyak 104 kkal. Es teh jumbo yang ukurannya bisa mencapai 500 ml mengandung kalori sekitar 300an kkal. Padahal, kebutuhan kalori manusia dewasa hanya 2500 kkal pada lelaki dan 2000 kkal pada perempuan.
Kedua, kurma mengandung serat tinggi yang baik untuk pencernaan. Dalam sehari, anak-anak membutuhkan sekitar 11-23 gram serat, sementara dewasa sekitar 29-36 gram serat per hari. Dalam 100 gram kurma, menurut USDA terdapat sekitar 7-8 gram serat. Jika kita mengasup 3 butir kurma, orang dewasa sudah bisa memenuhi sekitar 10 persen kebutuhan serat harian kita.
Ketiga, kurma juga kaya akan mineral seperti kalium dan magnesium yang membantu mengembalikan elektrolit tubuh. Saat berpuasa, tentu kita kehilangan banyak elektrolit yang terdapat pada cairan tubuh.
Selain kurma, dalam dalam hadits di atas, Rasulullah ﷺ juga menyebutkan bahwa jika tidak ada kurma, maka berbukalah dengan air putih. Secara kesehatan, air putih bisa mencegah dehidrasi setelah seharian berpuasa dan juga membantu sistem metabolisme tubuh bekerja lebih baik.
Setelah melihat keutamaan kurma dan air putih untuk buka puasa, sebaiknya kita tidak ragu lagi untuk menyetok kurma di rumah kita dan kita santap saat berbuka. [@f].
Posting Komentar untuk "Kurma Hidangan Terbaik Untuk Berbuka Puasa, Benarkah?"